Saturday, October 13, 2012

It's Samurai Style, Bitch!

Semua orang tahu Gangnam Style, mencoba menari seperti PSY, dan membuat parodi video Gangnam Style. So? Mungkin PSY memang fenomenal, walaupun sebenarya di Korea Selatan sendiri dia posisinya seperti Rhoma Irama, mencoba bertahan untuk tetap eksis. Dafuq with PSY! MIYAVI's came, saw, and rock Indonesia this weekend!

Saya yakin banyak orang Indonesia yang nggak tahu siapa Miyavi, Miyabi lebih dikenal disini. Tapi untuk seorang otaku, Miyavi bukan nama yang asing dan nggak akan dihubung-hubungkan dengan Miyabi. Singkatnya, Miyavi adalah musisi dari Jepang, penyanyi, pemain gitar dengan style slapping yang disebut rock samurai guitar, dan seorang entertainer yang nggak hanya jual muka plastik dan jago menari (bc: boyband bangsat Korea). Kalau pengen tahu lebih lengkap tentang Miyavi, cari aja di Google.

Semalam, tanggal 12 Oktober 2012, Miyavi tampil di perayaan ulang tahun Hard Rock Cafe Bali yang ke-19. Dua hari sebelumnya dia juga tampil di Hard Rock Cafe Jakarta, acara ulang tahun juga, tapi yang ke-20. Acara Hard Rock Cafe 19th Anniversary feat. Miyavi dimulai jam 10 WITA dengan penampilan DJ Funky Gong. Walaupun saya jarang klabing dan nggak begitu suka dengan musik disko, Funky Gong keren juga maennya. Rock rock DJ lah pokoknya.

Jam 11 lebih beberapa menit, saat yang ada di Hard Rock Cafe sudah mulai kegerahan karena pengap penuh sesak, akhirnya Miyavi muncul diatas panggung. Saya nggak perlu bahas dia pakai baju warna, apa celana warna apa, I'm not fashion expert, dude. Miyavi langsung menyapa penonton dengan lagu What's My Name? (Sepertinya amnesia juga nih orang). Sumpah keren, nyet! Hanya dengan seorang drummer, musik Miyavi terdengar seperti satu orkestra lengkap dengan penari telanjangnya! Yep! Just a guitar and a drum! Bahkan Matthew Bellamy butuh bass berefek untuk membuat musik Muse terdengar penuh, Miyavi nggak butuh itu.


Cara dia main gitar aneh, unik, keren! Detailnya seperti apa saya nggak mau cerita, yang jelas dia nggak 'menggenjreng' atau 'memetik' senar gitarnya. Miyavi MENAMPAR senar gitarnya, seolah-olah itu adalah pantat perempuan seksi yang sedang nungging.

Lagu demi lagu dinyanyikan Miyavi, jujur saya hanya mengenali beberapa saja seperti We Love You, Strong, dan (kalau nggak salah) Selfish Love. Saya nggak peduli dia menyanyikan lagu apa, yang saya nikmati adalah musik dan permainan gitarnya yang super duper keren! ..dan err- tampang drummer-nya yang seperti orang ngeden pas buang air besar. But, he's fucking crazy drummer!

Lagu terakhir yang dinyanyikan Miyavi adalah Day 1. Heran banget sama ini lagu. Saat denger di versi studio-nya, kelihatan banget kalau sound Day 1 banyak dibantu DJ dan synthesizer, tapi saat tampil live semalam, nggak ada DJ atau semacamnya yang membantu Miyavi menyanyikan Day 1, hasilnya: PERFETTO! Benar-benar terdengar seperti versi studionya. Setelah Day 1 selesai, Miyavi turun ke panggung, ganti baju dan langsung ENCORE: Are You Ready to Rock!? Aneh juga sih, harusnya lagu ini dinyanyikan di awal, nggak tahunya malah jadi Encore. Mungkin karena lagu ini adalah salah satu lagu yang membuat Miyavi dikenal dunia.

Kesimpulannya, penampilan Miyavi keren. Semalam dan dua malam sebelumnya di Jakarta adalah penampilan pertama Miyavi tampil di Indonesia seumur hidupnya. Mungkin lain kali lebih keren kalau dia tampil di venue yang lebih besar tanpa ornamen gitar raksasa yang mengganggu gerakannya diatas panggung.

Setelah nonton Miyavi semalam, saya semakin termotivasi untuk beli gitar di sini. Saya tahu, sulit sekali untuk meniru cara Miyavi bermain gitar. Tapi tenang, saya nggak berniat menirunya, saya masih bisa memainkan gitar dengan cara lain. Misalnya, dikepruk ke kepala orang-orang sombong yang seolah-olah bisa melakukan semua hal, dan ke kepala orang-orang yang jumawa hanya karena satu prestasi kecil yang bahkan nggak patut untuk disombongkan.

Sekian. Saya masih tampan.

Sunday, October 7, 2012

Kenapa Chelsea FC?

Semalam Chelsea 'ngemut' Norwich City 4 - 1 di Stamford Bridge. Sama seperti True Blue lain, tentu hasil ini membahagiakan, rasanya seperti Samsul Bachri yang akhirnya bisa menikahi Siti Nurbaya. Untuk orang-orang yang dekat atau kenal dengan saya, pasti tahu kalau saya adalah fans tim sepakbola London itu. Nah, sekarang saya mau cerita tentang asal muasal kenapa saya ngefans dengan tim sepakbola berlambang singa ini. Penting nggak penting, buat saya sih penting. :p

Berawal dari keluarga. Semua anggota keluarga saya mulai dari kakek, bapak, paman, sampai keponakan-keponakan saya yang laki-laki adalah orang yang gila bola. Saat masih berumur 7 tahun, waktu itu kalau nggak salah masih kelas dua SD, saya diajak ke Surabaya oleh bapak saya. Nggak sengaja disana, saya nonton pertandingan final Piala Dunia 1994, waktu itu Brasil yang menang. Saya ingat banget dengan selebrasi gol Romario yang ala-ala menggendong bayi. Besoknya begitu pulang ke kampung halaman, pas main bola plastik, saya bergaya ala Romario setelah mencetak gol. Hehuehuehue... Dari kecil saya memang suka main sepakbola, bukan bola doang, ada sepaknya.

Saat kelas 4 SD, saya sudah menjadi bagian timnas senior SDN Rejowinangun II, dan saya yang paling kecil. Waktu itu tim SD saya main di turnamen sepakbola SD se-kecamatan Kademangan, acara 17 Agustusan, dan kalah di pertandingan pertama. Namanya juga anak-anak, waktu itu saya sedih sampai nangis. Tahu saya seperti itu, mungkin bapak saya yang masih sayang sama saya (sampai sekarang pun sebenarya juga sih), membelikan saya dua kostum bola sebagai hadiah, atau untuk hiburan lah, supaya saya nggak nangis lagi. Saat itulah, dua kostum bola yang saya miliki adalah satu milik Chelsea FC, satu lagi milik SS. Lazio. Dari saat itu saya mulai kenal dengan sepakbola Italia, mulai membaca tabloid Bola yang jadi langganan bapak, dan mulai ikut nonton pertandingan bola malem-malem.

Kostum Chelsea FC yang pertama kali saya miliki masih ber-sponsor AUTOGLASS. Gianfranco Zola menjadi pemain idola saya saat itu.
Wujud kostum Chelsea FC yang pertama kali saya miliki.
Saat itu, walaupun saya nggak tahu seperti apa permainan Chelsea, siapa pelatihnya, apa nama stadionnya, saya langsung nge-fans. Alasannya, karena saya punya kostum Chelsea. Namanya juga anak-anak...

Dari saat itu, setiap kali ada pertandingan Chelsea melawan tim manapun, bapak selalu membangunkan saya di malam hari untuk diajak nonton bareng. Beberapa pemain yang saya ingat saat itu adalah Dennise Wise (Kapten nih), Gianfranco Zola, Dan Petrescu, Roberto Di Matteo (sekarang pelatih nih orang, di Chelsea pula), Ed De Goey, Gianlucca Vialli, Tore Andre-Flo, dan siapa lagi saya lupa. Perlu dicatat, Chelsea bukan tim yang begitu hebat saat itu. Semua teman-teman masa kecil saya lebih suka David Beckham dan Eric Cantona (Manchester United), atau Gabriel Batistuta (Fiorentina).

Karena itu, kalau ada yang bilang saya suka Chelsea setelah diakuisisi Roman Abramovich dan dilatih Jose Mourinho... Hey, wake up, Dude! I'm a true blue since 1997! Kedatangan Roman Abramovich dengan duitnya dan Mourinho dengan kecerdasannya adalah hadiah untuk kami yang menjadi fans Chelsea dari jaman Zola dan Ruud Gullit.

Ada sejarah yang cukup panjang kenapa saya suka Chelsea FC, saya bukan fans dadakan seperti kebanyakan fans Manchester City sekarang, hehehe... Dari jaman Frank Lampard bukan siapa-siapa sampai dia jadi legenda, dari saat Gianfranco Zola masih jaya sampai dia tua. Sekarang, walaupun mainnya kadang angin-anginan, dan orang bilang Chelsea jadi Juara Liga Champions 2012 cuma keberuntungan, Chelsea FC tetap Chelsea FC! So, stay away you MENCRETERS fans! Lihat apa yang akan dilakukan Eden Hazard, Oscar, Juan Mata, Marko Marin, David Luiz, Lucas Piazon, Josh McEachran, Romelo Lukaku, dan Oriol Romeu di masa depan!

Blue is the colour, football is the game, we're all together and winning is our aim... So cheer us on through the sun and rain, 'cuz Chelsea, Chelsea is our name!

Keep the Blue Flag Flying High!
Powered By Blogger