One On One adalah program spesial di 87.8 FM Hard Rock Radio Bali, setiap hari Minggu mulai jam 6 sore WITA. Dengan seorang @tommytrisdiarto, GM @hardrockbali878 yang menjadi pemandu program (Radio DJ) One On One ini. Edisi 4 Maret 2012 lalu (sudah satu bulan lebih, pengen nulis dari dulu nggak sempet-sempet...) One On One mengundang musisi asli Bali, drummer, gitaris, vokalis, yang sangat terkenal di Indonesia. Siapa lagi kalau bukan @JRX_SID, Jerinx dari Superman Is Dead. Ini dia obrolan mereka.
Tommy Trisdiarto (TT) : Apa kabar, Jerinx?
Jerinx (JRX) : Bagus...
TT : Gimana kemarin, sepertinya mendapat banyak Feedback nih karena tampil di Radio Show TV One?
JRX : Seru. Karena Superman Is Dead udah lama banget, semacam absen dari pertunjukan di 'akuarium' (maksudnya Jerinx TV). Yang paling seru karena kita bisa tampil live, full band, nyanyi banyak lagu, dan nggak main playback (Lip Sync). It's amazing.
TT : Sekarang kan memang banyak sekali acara di TV, acara musik yang kebanyakan musisi atau band tampil secara Lyp Sync. Apakah ini nggak disukai seorang Jerinx?
JRX : Bukan nggak suka, tapi kurang menjadi prioritas. Kalau tentang penampilan Lipsync atau konsep semacam itu, sejauh ini SID berusaha bagaimana supaya itu nggak terjadi, karena kita biasanya juga dikasih pilihan. Tapi kita juga nggak bisa menyalahkan pihak TV sepenuhnya, karena biasanya mereka juga terbentur masalah budget dan teknis live broadcasting yang ribet. Tapi kalau bisa SID nggak akan ngambil yang Lip Sync. Kalaupun terpaksa harus main dan dikasih pilihan Lip Sync atau Minus One, lebih baik kita tawarin ke pihak TV untuk main dengan konsep akustik.
TT : Saat tampil di Radio Show kemarin, SID sempat menjadi trending topic worldwide di Twitter. Pernah nggak sih berpikir kalau SID akan menjadi trending topic worldwide di Twitter?
JRX : Sebenarnya nggak pernah berpikir akan jadi trending topic. Sejauh ini sih saya terus terang masih bertanya, penting nggak sih jadi trending topic?
TT : Tapi artinya SID diakui dunia. You could create an impact. In a way to make an impact, apakah Twitter menjadi media yang penting untuk Jerinx dan SID?
JRX : Sebenarnya sih penting. Tapi hal yang penting nggak selalu positif juga kan... Kadang kalau rame di media sosial seperti Twitter atau internet, kenyataan di lapangan berbeda. Reaksi di internet nggak selalu sama di dunia nyata. But we never know. Mungkin ini jadi misteri yang belum terpecahkan sampai sekarang.
TT : Gimana untuk pengalamannya main di film 'Rumah di 1000 Ombak'. Kita tahu novelnya kan mendapat review yang cukup baik. Ada beban nggak sih?
JRX : Ada lah (tertawa). Soalnya fenomena yang terjadi seperti itu. Sukses di novel belum tentu sukses juga film-nya.
TT : Film itu dirilis sebentar lagi kan? How do you feel? Gimana kesannya bermain di film 'Rumah di 1000 Ombak?'
JRX : Sebenernya peran saya di film itu nggak terlalu banyak. Kalau ditotal dari keseluruhan durasi film, mungkin hanya sekitar 10 persen. Tapi kesannya adalah, karena film 'Rumah di 1000 Ombak' ini adalah film serius pertama saya. Karena sebelumnya saya juga pernah terlibat di beberapa proyek film teman, film-film pendek, termasuk film dari Richard Oh, yang sepertinya belum dirilis. Jujur agak deg-degan juga, karena semua detail aspek dari film 'Rumah di 1000 Ombak' benar-benar diperhatikan secara serius. Apalagi mainnya juga dengan aktor hebat seperti Lukman Sardi.
TT : Setelah main di film serius seperti 'Rumah di 1000 Ombak'. Ada nggak sih keinginan untuk mendapatkan peran di film lagi?
JRX : Pemikiran kesana sih ada. Karena main film buat saya adalah tantangan baru. Kemungkinan untuk main di film berikutnya ada juga. Tapi karena jadwa di band juga cukup banyak, jadinya pikir-pikir juga. Contohnya seperti kemarin pas main di 'Rumah 1000 Ombak', mereka sempet beberapa kali merubah schedule karena tabrakan dengan schedule saya di band. Kesannya jadi agak selfish. Jadi kalau mau main film, porsi untuk band dan musik harus dikurangi. Ini yang nggak bisa saya lakukan.
TT : Lebih suka berperan jadi tokoh protagonis atau antagonis?
JRX : Sama aja sih, karena dua-duanya sama-sama susah diperankan (tertawa).
TT : Ada nggak faktor yang dipertimbangkan saat menerima tawaran main film?
JRX : Tentu saja. Terutama kualitas dari ceritanya. Kadang kan ada juga aktor atau aktris yang sebenarnya bagus, tapi karena main dalam peran yang nggak tepat atau di film yang salah, akhirnya jadi nggak bagus juga.
TT : Ngomongin film tentunya ngomongin soundtrack, music scoring, dan lainnya. Ada nggak pemikiran untuk membuat soundtrack khusus untuk film?
JRX : Ada sih. Sempat juga kemarin di film-nya Richard Oh, di soundtrack-nya saya sempat menyanyikan satu lagu dari Dialog Dini Hari. Karena yang nyanyi saya, agak hancur juga sih akhirnya (ngakak). Tapi kalau untuk scoring, I don't think so. Karena scoring harus mengkomposisi hampir semua musik di film. Jadi kita harus tahu not musik dan segala macam. Seperti Trent Reznor yang melakukannya di film Social Network. Kalau saya belum kepikiran kesana.
TT : Ada pertanyaan nih dari Hardrockers. Jerinx kan sangar tuh, badannya kekar, tatoo-nya penuh, ada nggak sih ketakutan atau phobia tertentu? Seperti kecoa, serangga, atau apa gitu?
JRX : Granat? (tertawa). Di rumah saya sering ada acara barbeque-an kecoa, serangga, ulat, dan lain-lain (tertawa lagi). Kalau hewan sih saya nggak takut, apapun itu. Saya lebih takut dengan manusia, karena mereka punya akal.
TT : Masih pertanyaan dari Hardrockers. Jerinx always looks cool and sexy. Sebenarnya referensi fashion atau gaya berpakaian seorang Jerinx darimana sih?
JRX : Cool and sexy? Seperti permen? Hahaha. Kalau saya dari dulu sih lebih suka gaya 60-an, vintage. Tapi seiring dengan waktu, saya juga suka gaya Mexican Gangster. Sering juga sih mengkombinasikan keduanya. Nggak terlalu vintage, nggak terlalu modern juga, yang penting cocok dipakai dan nyaman dilihat. Tapi saya lebih menghindari yang warna-warni sih, yang flat lebih sangar.
TT : Pertanyaan terakhir dari Hardrockers. Seru nih. Kalau Jerinx misalnya dijadikan seorang Menteri di kabinet. Ingin jadi Menteri apa dan kenapa?
JRX : Jadi Menteri Pemberdayaan Wanita. Hahaha. Nggak tahu alasannya, asik aja. Mungkin saya akan jadi Khadaffi versi Indonesia. (ngakak)
TT : Nah, itu tadi tiga pertanyaan dari Hardrockers. Yang pertanyaannya belum ditanyakan, tanya aja langsung ke Jerinx.
JRX : Kalau berani.
TT : Ngomong-ngomong, mungkin banyak nih di Twitter yang ngerasa, kok mention gue nggak pernah di bales sama Jerinx. Sebenarnya ada faktor khusus nggak sih untuk membalas mention follower di Twitter?
JRX : Untung-untungan saja sih. Karena banyak faktor, tergantung kondisi juga. Jadi yang mentionnya nggak sempet dibales, anda belum beruntung.
TT : Beberapa waktu lalu, SID merilis album dalam bentuk Vynils atau piringan hitam. Hal yang nggak biasa dilakukan oleh musisi Indonesia jaman sekarang. Apa sih alasannya merilis album dalam bentuk Vynils?
JRX : Ide itu sebenernya simple aja. SID ingin memuaskan ego sendiri. Apalagi beberapa band yang kita hormati juga merilis album dalam bentuk piringan hitam. Terutama band-band dengan arah bermusik yang sama dengan SID. Mungkin bisa saja ini adalah bentuk penghormatan terhadap band-band itu. SID juga ingin album yang lain daripada yang sudah-sudah. Juga seperti yang saya bilang tadi, saya suka hal-hal yang vintage. Album dalam bentuk Vynils ini lebih terasa human touch-nya. Secara estetika juga terlihat indah, besar, klasik, dan kuat.
TT : Tapi dari ide sederhana itu, pernah membayangkan nggak kalau album Vynils ini akhirnya menjadi pembicaraan banyak orang? Terutama musisi dan media seperti radio dan televisi?
JRX : Awalnya sih pesimis kalau label kita, Sony Music akan approve. Ya kalau memang Sony Music nggak bisa approve, mungkin kita akan rilis sendiri 100 kopi, hanya untuk kepuasan saja. Tapi nggak nyangka ternyata Sony Music setuju. Kenapa banyak dibicarakan? Karena dukungan dari Sony Music ke album Vynils ini juga besar sekali.
TT : Ada juga proyek SID, yaitu merilis ulang lagu anak-anak karya dari Almarhum AT Mahmud. Kenapa harus lagu anak-anak?
JRX : Kita di SID sudah sering ngobrolin masalah ini. Bosen juga melihat anak-anak jaman sekarang nyanyinya sudah lagu selingkuh, lagu cinta yang cengeng, lagu orang dewasa. Nah, kita dapat tawaran dari Sony Music untuk me-remake lagu anak-anak, langsung aja kita sikat! Ini adalah bentuk perlawanan dengan lagu-lagu cinta, lagu selingkuh, yang sudah meracuni anak-anak jaman sekarang. Sebenarnya ada juga feedback negatif dari fans, tapi mungkin mereka nggak ngerti esensinya. Kita nyanyiin lagu anak-anak, karena kita nggak pengen melihat anak-anak jaman sekarang nyanyiin lagu orang dewasa, lagu yang bukan untuk mereka. Anak-anak jaman sekarang sudah nggak punya lagu yang memang khusus untuk mereka.
TT : Kapan akan dirilis untuk lagu anak-anak yang di-remake SID?
JRX : Sudah deket kok. Bulan depan (April) sepertinya Sony akan merilis album ini. Kalau untuk single-nya sih sudah dirilis dan bisa di request di radio-radio. Kecuali radio ini mungkin ya? (ngakak)
TT : Oke, Jerinx. Terimakasih atas waktunya.
JRX : Ya, sama-sama.
Nah, itu tadi obrolan Tommy Trisdiarto dan Jerinx SID di One On One Hard Rock Radio Bali. FYI, saat ini SID menjadi kandidat utama yang akan tampil di Hard Rock Calling 2012 yang akan diadakan di London bulan Juli nanti. Yang belum vote SID, nih link-nya: Hard Rock Rising 2012 Vote. Support your local band! Maju terus SID! Maju terus musik Indonesia! Hancurkan band melayu yang cengeng! Hancurkan Boyband/Girlband yang nggak berkualitas! (Kalau yang terakhir ini pesan saya pribadi... Khekhkehke). See ya!