Saturday, May 19, 2012

Sang Tampan Berbagi Pengalaman

Halo permbaca setia blog saya selalu saya cintai dan saya sayangi. Sudah lama saya nggak nulis di blog ini. Semacam terbengkalai. Maklum, sudah punya calon istri... #ihui

Walaupun udah lama nggak nulis di blog, saya tetep tampan kok.

Oke, kali ini saya akan menulis sesuatu yang serius: tentang wawancara kerja. Jangan salah, wawancara kerja itu (walaupun nggak seberat wawancara dengan camer) adalah tahap yang paling menentukan untuk mendapat pekerjaan (ini dimana nyambungnya?). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum wawancara kerja (bahasa kerennya 'interview'), seperti dibawah ini:

1. Pastikan kita sudah tahu tempat wawancara. Saya sarankan beberapa hari sebelum wawancara, kita sudah tahu tempatnya. Kalau perlu survei dulu. Jangan sampai saat hari wawancara kita telat gara-gara nyasar. Nggak lucu kalau seharusnya datang wawancara di kantor pusat kita justru wawancara dengan tukang parkir karena bingung dimana kantornya (pengalaman pribadi.. #uhukk)

2. Perhatikan pakaian kita saat wawancara. Kalau pihak perusahaan nggak memberitahu harus memakai pakaian seperti apa, pakailah pakaian yang formal, bersih, dan rapi. Jangan pakai sarung, kemeja, kopyah, dan sandal jepit, nanti dikira mau kenduri.

3. Baca kembali dokumen untuk lamaran seperti surat lamaran, CV, dan surat panggilan wawancara (kalau ada). Jangan lupa untuk membawa dokumen-dokumen itu dan peralatan tulis. Jangan bawa peralatan masak dan bumbu dapur. Kita akan wawancara, bukan jualan nasi goreng.

4. Persiapkan diri dengan jawaban dari pertanyaan yang kira-kira akan ditanyakan saat wawancara. Ada baiknya kalau kita berlatih dulu. Minta tolong emak atau bapak jadi pelatih. Jangan minta tolong Rahmad Darmawan. Dia pelatih bola, bukan tukang wawancara (tukang?).

5. Sebelum berangkat wawancara, berdoalah menurut keyakinan masing-masing. Minta doa restu kepada kedua orang tua. Kalau perlu minta doa restu ke tetangga se-RT. Siapa tahu ada yang tersentuh hatinya dan memberi uang saku.

6. Usahakan datang setengah jam lebih awal. Lebih baik lagi kalau sekalian bantu OB perusahaan bersih-bersih sebelum jam wawancara. Bisa jadi nilai plus.

7. Sapa satpam atau resepsionis yang kita temui di perusahaan tempat wawancara dengan sopan dan ramah. Senyum. Jangan sampai diusir gara-gara dikira debt collector.
WARNING! Gambar ini nggak ada hubungannya dengan artikel

8. Kalau harus mengisi formulir calon karyawan, isilah dengan benar, jujur, bersih, dan rapi. Jangan pakai alamat palsu, nanti disuruh bayar royalti ke Ayu Ting Ting.

9. Ucapkan salam (selamat pagi/siang/sore/malam) pada pewawancara. Kalau harus berjabat tangan dulu, jabatlah dengan erat dan mantap. Nggak perlu cium tangan, kita mau wawancara, bukan berangkat sekolah.

10. Tetaplah berdiri sampai kita dipersilahkan untuk duduk. Kalau pewawancaranya lupa, ya derita loe... Duduklah dengan posisi tegak dan seimbang. Jangan berdiri diatas kursi, nanti dikira badut sirkus.

11. Ingat nama pewawancara dengan baik. Mengingat nama lawan bicara itu penting, lebih penting daripada mengingat utang.

12. Lakukan kontak mata dengan pewawancara. Nggak perlu kontak fisik. Kalaupun harus kontak fisik, pastikan badannya si pewawancara nggak segede Mike Tyson (kalau laki-laki) dan nggak sebohai Aura Kasih (kalau perempuan). Bisa fatal akibatnya.

13. Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara. Jangan fokus ke hal lain, misalnya belahan dada pewawancara (kalau punya dada).

14. Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan pada jabatan yang kita lamar ke perusahaan itu. Jangan kelihatan malas, lesu, dan nggak bertenaga, nanti dikira mau berobat.

15. Pakai bahasa yang formal, bukan prokem atau bahasa gaul, apalagi bahasa banci? Nggak banget cyiiiin.....! #eh

16. Katakan hal-hal positif yang pernah kita raih. Yang penting bukan positif hamil atau positif menghamili (kecuali kalau sudah menikah).

17. Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi, tapi jangan berlebihan dan terkesan sombong atau takabur. Nggak perlu ngomong yang tinggi-tinggi, yang tengu-tengu saja.

18. Bicara dengan cukup keras dan lantang supaya suara kita terdengar jelas oleh pewawancara. Kalau bisik-bisik nanti dikira bergosip. Kalau terlalu lantang, nanti dikira komandan upacara.

19. Ajukan beberapa pertanyaan bermutu seputar calon pekerjaan kita di perusahaan itu dan bisnis perusahaan secara umum. Jangan tanya nomer bra pewawancara (kalau perempuan). Cukup dengan dilihat saya bisa tahu ukurannya. Nggak perlu diraba juga... #eh

20. Tanyakan apa yang harus kita lakukan setelah wawancara. Berapa lama kita harus menunggu hasil dari wawancara dan sebagainya. Kalau perlu tanya nomer HP/PIN pewawancara (kalau bening dan kalau berani).

21. Jangan lupa mengucapkan terimakasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada kita. Seburuk-buruknya orang, nggak ada yang lebih buruk daripada orang yang nggak tahu cara berterimakasih.

Sekian dan terimakasih sudah membaca tulisan ini. Semoga bermanfaat dunia akherat. Amin.

Thursday, May 17, 2012

Sebaris Dua Baris

Aku bangun lebih pagi dari embun. Dan kau masih tergolek anggun, membiarkanku tertegun, diatas kasur yang semalam kita pakai lembur.

Langit masih terlalu hitam, hari masih temaram, aku menatap tidurmu dan diam. Kau malaikat, tanpa sayap yang terlihat.

Sempurnamu menutup cacatku. Pun kelemahanmu yang selalu ingin kulengkapi dengan kekuatanku. Seru. Harusnya cinta memang seperti itu.

Ingat? Cinta itu proses yang nggak akan menjadi lebih baik kalau kebanyakan protes.
Powered By Blogger